ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ

Jamamu telah hadir lebih dari 3 tahun dan selama ini telah terpasang di puluhan masjid di seluruh Indonesia. Dengan berbagai fitur menarik dan memudahkan dalam pengoperasian  yang selalu berkembang.

Selama Jamamu hadir, ada banyak sekali pertanyaan-pertanyaan seputar fitur yang ada, salah satunya adalah waktu sholat yang sedikit berbeda dengan jam masjid konvensional ataupun dengan aplikasi yang mempunyai fitur waktu sholat lainnya. Sebelum saya lanjutkan, mohon dipahami bahwa apa yang saya tulis dalam artikel ini bersifat disclaimer, dalam artian apa yang saya sampaikan dalam artikel ini bukan semata hasil analisa pribadi, tetapi menyadur dari berbagai sumber dan merangkumnya. Sumber dari semua artikel ini juga sertakan untuk lebih bisa didalami.

Perhitungan sholat di Jamamu, dan mungkin aplikasi waktu sholat lainnya dihitung dengan rumus matematika bersumber dari https://falak-abi.id/perhitungan-waktu-shalat/ dari artikel tersebut dijelaskan bagaimana menghitung waktu sholat berdasarkan lokasi dengan memperhitungkan deklinasi matahari, eliptika serta komponen dan parameter lainnya.

Timbul pertanyaan, apabila rumus yang dipakai sama, mengapa hasil dari waktu sholat bisa berbeda dari beberapa aplikasi? Salah satu artikel yang menjawab hal tersebut https://app.nu.or.id/faq/jadwal-shalat/kenapa-perhitungan-waktu-shalat-tiap-aplikasi-bisa-sedikit-berbeda dan https://app.nu.or.id/faq/jadwal-shalat/mengapa-jadwal-shalat-di-aplikasi-bisa-selisih-waktu-dengan-adzan-masjid-mushala-sekitar. Dalam artikel tersebut, disebutkan beberapa hal yang bisa membedakan hasil diantaranya :

1. Parameter derajat tinggi sudut posisi matahari pada suatu lokasi. Di tiap negara parameter tersebut bisa berbeda. Di Indonesia derajat yang digunakan adalah -20.0° untuk Subuh dan -18.0° untuk Isya.

2. Pembulatan hasil perhitungan dalam hitungan detik. Contoh hasil perhitungan Isya jatuh di 19:02:05, beberapa aplikasi membulatkan keatas menjadi 19:03, tetapi ada juga yang membulatkan ke bawah menjadi 19.02.

3.  Perbedaan penerapan ihtiyath (penambahan waktu untuk kehati-hatian).

Selain itu, pada jadwal waktu sholat di website Kemenag tidak mengacu pada lokasi detail, tetapi pada nama kota, seperti waktu sholat untuk DKI Jakarta dan sekitarnya, area tersebut sangat luas, dan bisa mencakup antara Cikarang hingga Tanggerang yang pastinya juga akan berbeda hasilnya. Penyebab lainnya adalah beberapa perbedaan parameter yang digunakan oleh beberapa organisasi dan kemenag. Detail dari hal tersebut dapat dillihat pada https://persis.or.id/news/read/waktu-magrib-dan-subuh-mengapa-berbeda-beda.

Selisih waktu 1 hingga 2 menit semacam ini dalam tradisi penghitungan ilmu falak dinilai masih dalam batas wajar dan sangat dimaklumi, selama metode hisab yang diterapkan sudah tepat. Aplikasi apa pun memang hanya bersifat membantu. Bukan pedoman mutlak dengan detail akurasi hingga level detik, milidetik, dan seterusnya.

Dari sisi Jamamu, diberikan keleluasaan untuk menambah ataupun mengurangi waktu sholat yang dianggap benar dan disepakati oleh jamaah masjid, dan untuk mengaturnya bisa langsung dari aplikasi maupun fitur web setting. Insya’allah memakai Jamamu nggak ribet (^_^)

Demikian penjelasan mengenai perbedaan waktu sholat yang terjadi di beberapa aplikasi yang menyertakan waktu sholat dan bagaimana menyikapinya. Apabila dalam artikel ini dirasa ada kesalahan atau kekurangan, silahkan disampaikan untuk direvisi.
 

جَزَا كُمُ الله خَيْرًا كَثِيْرًا

وَٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ